Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Konsentrasi Oksigen Darah Di Perifer Pada Penderita Tuberkulosis Paru
DOI:
https://doi.org/10.33862/citradelima.v2i1.2Keywords:
Quasi eksperimen, latihan napas dalam, konsentrasi oksigen darah di perifer, tuberculosis paruAbstract
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan di dunia,terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.Tuberkulosis paru merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan dan nomor satu dari penyakit golongan infeksi.Pada penderita tuberkulosis paru terjadi pengurangan jumlah jaringan paru fungsional yang menyebabkan penurunan kapasitas paru dan kapasitas pernafasan,penurunan difusi paru dan kelainan rasio ventilasi-perfusi.Latihan nafas dalam dirancang untuk meningkatkan compliance paru dan ventilasi alveoli yang berdampak meningkatkan konsentrasi oksigen yang didistribusikan melalui darah ke seluruh jaringan tubuh.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh latihan nafas dalam terhadap konsentrasi oksigen darah di perifer pada penderita tuberkulosis paru.Penelitian menggunakan disain quasi eksperimen.Lokasi penelitian adalah RSAU dr. M. Salamun dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang dan pemilihan sampel dilakukan secara consecutive sampling.Konsentrasi oksigen darah diukur dengan menggunakan oksimetri.Analisa data secara univariat dengan nilai rata-rata dan bivariat dengan menggunakan uji T tes.Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa latihan nafas dalam berpengaruh terhadap konsentrasi oksigen darah di perifer dengan nilai p = 0,000 pada ? = 0.05.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan nafas dalam terhadap konsentrasi oksigen darah di perifer pada penderita tuberkulosis paru.Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi rumah sakit untuk menjadikan latihan nafas dalam sebagai standar operasional prosedur dalam perawatan penderita tuberkulosis paru.
Downloads
References
Arikunto,(2009), Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.
Bahasa Pusat,(2008),Kamus Besar Bahaasa Indonesia, Jakarta,Gramedia Pustaka Utama.
Brunner and Suddarth’s, (2008),Keperawatan Medical Bedah Edisi 8, Jakarta, EGC.
Dharma, (2011), Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta, Trans Info Media.
Emaliyawati, (2010), Pengaruh Latihan Nafas Dalam Terhadap Konsentrasi Oksigen Darah di Perifer pada Klien Tuberkulosis Paru, Makalah, Bandung, Pustaka Unpad.
Guyton(2008),Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit,Jakarta, EGC.
Hidayat, A. Aziz, Aimul. (2010), Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.Surabaya : Salemba
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, (2012),Profil Kesehatan RI, Jakarta, Kemkes RI.
_____________________________________________, Profil Kesehatan Propinsi Jawa Barat Tahun 2011, Jakarta,Kemkes RI.
Natalia, Saryono & Indrati, (2007), Efektifitas Latihan Nafas Dalam Peningkatan Arus Puncak Ekspirasi (APE) pasien Asma Bronciale di RSUD Banyumas, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 3(1),55.
Notoatmodjo,(2010),Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.
Nursalam, (2008),Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta, Salemba Medika.
Potter & Perry, (2010),Fundamental Keperawatan Edisi 4,Jakarta, EGC.
Price Sylvia A, (2010), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Edisi 6, Jakarta, EGC.
Putra Juniartha S, (2012), Analisis Jurnal Latihan Nafas Diafragma Terhadap Fungsi Pernafasan pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), semaraputraadjoezt.blogspot.com, 6 September, 2013.
Putra Sitiatava R, (2012), Panduan Riset keperawatan dan Penulisan Ilmiah, Jogjakarta, D-Medika
Robbins,(2007),Buku AjarPatologiEdisi7, Jakarta , EGC.
Sherwood, (2012),Fisiologi manusia dari Sel ke Sistem , Jakarta, EGC.
Sugiyono, ( 2009), Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabet
_______, (2012), Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif Dan R&D, Bandung, Alfabeta.